Menumbuhkan Kreativitas dan Inovasi di Tengah Kota: Bisnis Workshop di Bandung Creative Hub
Assalamualaikum wr.wb
Hallo sobat exploler! saya Beshara Armuthia Maryam, mahasiswa semester 1 Politeknik Negeri Bandung Jurusan Administrasi Niaga Program Studi D3 Usaha Perjalanan Wisata.
Siapa Bilang Bisnis Kreatif Itu Sulit? Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana caranya mengubah ide brilian menjadi bisnis yang sukses? Atau mungkin Anda merasa kesulitan mengembangkan usaha karena kurangnya pengetahuan atau koneksi? Jika anda seorang entrepreneur yang ingin mengembangkan usaha atau sekadar ingin memahami lebih dalam tentang dunia bisnis dengan pendekatan yang segar dan inovatif, Di Bandung Creative Hub Jawabannya!
Bandung, kota yang selalu identik dengan kreativitas dan inovasi, kini menghadirkan sebuah wadah yang semakin memperkaya potensi tersebut. Sebagai pusat kreatif, Bandung Creative Hub tidak hanya menjadi tempat bagi para kreator untuk berkumpul, tetapi juga menawarkan berbagai workshop yang dirancang khusus untuk membantu pengusaha, startup, dan individu dalam mengasah keterampilan bisnis mereka.
Ingin tahu lebih banyak? Yuk, simak apa saja yang bisa Anda pelajari di Bandung Creative Hub dan bagaimana tempat ini bisa membantu mewujudkan impian bisnis Anda.
Sebelum kita membahas tentang ide bisnis tersebut, saya akan menjelaskan terlebih dahulu seputar Pariwisata, dengan ruang lingkup definisi Pariwisata, Tourism System, Pariwisata Berkelanjutan, Definisi Bisnis Pariwisata serta Tujuan dari Bisnis Pariwisata tersebut.
DEFINISI PARIWISATA
![]() |
Sumber: Nurdin Hidayah (2021) |
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pariwisata merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi, pelancong, turisme (Departemen Pendidikan Nasional, 2005:830). Sedangkan menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pengusaha.
Disamping dari pengertian diatas, terdapat beberapa definisi pariwisata menurut beberapa ahli :
- Menurut Oka A. Yoeti, secara Etimologi Pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata, yakni Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar atau lengkap. Sedangkan wisata dapat diartikan sebagai perjalanan atau bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata ”travel” dalam bahasa Inggris. Maka kata ”Pariwisata” dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan ”Tour”. (Yoeti, 1991:103).
- Menurut Pendit S Nyoman, dalam buku berjudul Ilmu Pariwisata (1994) menyebutkan bahwa pariwisata adalah kegiatan orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek, ketempat-tempat tujuan di luar tempat tinggalnya dan tempat bekerjanya, serta di luar kegiatan-kegiatan mereka, dan selama di tempat tujuan mempunyai berbagai maksud, termasuk kunjungan wisata.
- Menurut Murphy (1985), pariwisata adalah keseluruhan elemen-elemen terkait, seperti wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri dan lain sebagainya. Pengembangan Suatu tempat yang dijadikan daerah pariwisata diharapkan menjadi sumber dan potensi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan yang mampu menggalakkan kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan sektor lain sehingga lapangan pekerjaan, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah dan pendapatan negara, serta penerimaan devisa meningkat melalui upaya pengembangan dan pembangunan berbagai potensi kepariwisataan nasional, dengan tetap memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi serta mutu lingkungan hidup.
SISTEM KEPARIWISATAAN (TOURISM SYSTEM)
DEFINISI
Sistem kepariwisataan adalah pendekatan konseptual yang dapat membantu mengidentifikasi komponen-komponen dan unsur-unsur dinamika kepariwisataan yang saling terkait yang tercipta dikarenakan adanya pergerakan manusia dari tempat tinggalnya menuju tempat tujuan wisata atau destinasi pariwisata untuk melakukan kegiatan pariwisata. Sistem kepariwisatan merupakan suatu sistem yang bersifat terbuka (open system) karena sifat atau karakteristiknya yang multi sektor dan multi dimensi.
Ada beberapa model sistem pariwisata yang dikenal, dua diantaranya :
- Mill dan Morison (1985:2) mengembangkan sistem pariwisata model jaring laba-laba, di mana ada 4 subsistem yang terkandung di dalamnya yaitu pasar (market), perjalanan (travel), pemasaran (marketing) dan tujuan wisata (destination) di mana masing-masing komponen saling terkait satu sama lain. Pada subsistem pasar meliputi identifikasi kebutuhan dan keinginan dari wisatawan saat melakukan perjalanan wisata, subsistem perjalanan adalah yang berkontribusi pada keseluruhan pengalaman perjalanan yang memuaskan bagi wisatawan, meliputi transportasi dari berbagai jalur (darat, laut, dan udara), subsistem pemasaran terkait dengan kepuasan wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata, dan terkahir subsitem tujuan wisata meliputi atraksi wisata yang menarik serta akomodasi wisata yang memadai bagi wisatawan. (Nurhidayati, 2009)
- Leiper (1990) dalam sistemnya mengidentifikasi elemen-elemen dalam suatu sistem pariwisata sebagai berikut: 1) seorang wisatawan; 2) sebuah daerah asal pelaku perjalanan; 3) daerah-daerah tujuan wisata; 4) rute-rute transit bagi wisatawan yang melakukan perjalanan antara daerah asal wisatawan dengan daerah tujuan wisatawan; dan 5) industri perjalanan dan pariwisata (contoh akomodasi, transportasi, badan dan organisasi penyedia pelayanan dan produk bagi wisatawan)
Adapun komponen geografis dalam sistem kepariwisataan, yaitu:
Visitor Generating Area (VGA): Wilayah asal pengunjung, yang mencakup wisatawan dan pelancong. Wisatawan biasanya menginap, sedangkan pelancong melakukan perjalanan singkat.
Visitor Receiving Area (VRA): Destinasi wisata yang menerima pengunjung, dilengkapi dengan daya tarik, akomodasi, dan fasilitas penunjang.
Transit Route Region (TRG): Rute antara yang dilalui pengunjung sebelum mencapai tujuan wisata.
Industri Pariwisata: Terdiri dari berbagai usaha yang menyediakan barang dan jasa untuk pengunjung, termasuk atraksi, akomodasi, transportasi, dan lainnya.
Lingkungan: Faktor eksternal yang mempengaruhi sistem kepariwisataan, seperti ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan alam.
PARIWISATA BERKELANJUTAN (TOURISM SUSTAINABILLITY)
sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan adalah pengembangan konsep berwisata yang dapat dapat memberikan dampak jangka panjang. Baik itu terhadap lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi untuk masa kini dan masa depan bagi seluruh masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung.
Sebagai
sektor ekonomi terbesar ketiga di dunia, pariwisata tidak hanya memberikan
dampak ekonomi yang signifikan melalui pendapatan dan penciptaan lapangan
kerja, tetapi juga memfasilitasi pertukaran budaya dan meningkatkan
infrastruktur publik. Oleh karena itu pariwisata berkelanjutan muncul sebagai
pendekatan yang bertujuan untuk memberikan manfaat jangka panjang terhadap
lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi. Konsep ini menekankan perlunya
pengelolaan yang seimbang antara kebutuhan ekonomi, sosial, dan estetika,
sambil melindungi integritas budaya, proses ekologi, dan keanekaragaman hayati.
Berbagai inisiatif
internasional telah berusaha mengaplikasikan teori pembangunan berkelanjutan
dalam praktik. Meski telah ada banyak investasi dalam kebijakan dan model
penilaian, metodologi praktis untuk pariwisata berkelanjutan masih berkembang.
Penelitian menunjukkan perlunya metodologi ilmiah dan objektif untuk mengukur
keberlanjutan dalam pariwisata. Hal ini melibatkan integrasi studi dampak
politik, ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan dengan kualitas layanan
pariwisata, penyediaan data kuantitatif, dan pengembangan format presentasi
yang jelas.
Dengan
mengimplementasikan faktor-faktor kunci keberhasilan di atas, diharapkan
destinasi wisata dapat mengelola dampaknya secara efektif, sehingga pariwisata
dapat berkontribusi positif dan berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.
DEFINISI BISNIS PARIWISATA
Bisnis pariwisata adalah suatu tindakan dalam hal produksi untuk menciptakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh para wisatawan sejak wisatawan pergi menuju destinasi wisata, saat berada di destinasi wisata dan saat pulang dari destinasi wisata. Bisnis pariwisata adalah aspek kegiatan kepariwisataan yang berorientasi pada penyediaan jasa pariwisata. Bisnis ini meliputi seluruh kegiatan penyediaan jasa jasa (services) yang dibutuhkan wisatawan. Kegiatan ini meliputi jasa perjalanan (travel) dan transportasi (transportation), penginapan (accomodation), jasa boga (restaurant), rekreasi (recreation), dan jasajasa lain yang terkait, seperti jasa informasi, telekomunikasi, penyediaan tempat dan fasilitas untuk kegiatan tertentu, penukaran uang (money changer), dan jasa hiburan (entertainment) ( Putra Ida Bagus W., 2003; Lahilote, 2010).
TUJUAN BISNIS PARIWISATA
Tujuan dari bisnis pariwisata secara umum yaitu untuk meningkatkan pendapatan ekonomi negara yang diperoleh dari industri pariwisata tersebut, karena ketika pelaku bisnis pariwisata dapat menjalankan bisnis pariwisatanya dengan baik maka wisatawan juga akan merasa puas sehingga wisatawan akan cenderung kembali dan merekomendasikannya kepada orang lain. Perputaran inilah yang berkontribusi terhadap peningkatan jumlah wisatawan dan pada akhirnya terhadap pendapatan ekonomi negara. Peningkatan pendapatan ekonomi negara akan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat di suatu negara, artinya tujuan bisnis pariwisata ini juga berkontribusi kepada peningkatan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, bisnis pariwisata juga bertujuan sebagai sarana untuk pelestarian budaya serta sejarah yang ada pada suatu destinasi wisata.
Dengan membangun bisnis pariwisata yang dapat meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai budaya lokal, pelestarian tradisi, seni, dan warisan 3 sejarah, dapat memberikan pengalaman yang menarik bagi wisatawan sekaligus memperkuat identitas dari suatu daerah.
OBJEK WISATA YANG DIMINATI ATAU DITUJU
Bandung Creative Hub adalah wadahperkumpulan komunitas kreatif kota Bandung yang didirikan oleh Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil d an Wakil Wali Kota Bandung Oded M. Danial pada tanggal 28 Desember 2017 dengan tujuan menyediakan 16 subsector ekonomi kreatif. Bandung Creative Hub termasuk salah satu implementasi Bandung Smart City dari Smart Community.
Bandung Creative Hub memberikan fasilitas agar komunitas kreatif berkembang, beredukasi, dan memajukan sektor industri kreatif kota Bandung. Bangunan ini menyediakan sarana dan fasilitas lengkap agar perkumpulan komunitas kreatif yang ada di Kota Bandung berkembang dapat menggerakkan dan memajukan industri kreatif di Indonesia.
Hal ini pun didukung dengan teori askebilitas dan fasilitas Dimana menurut teori ini, daya tarik wisata sangat dipengaruhi oleh seberapa mudah suatu lokasi bisa dicapai. Faktor-faktor seperti transportasi, infrastruktur, dan jarak sangatlah penting. Karena Bandung Creative hub dari segi transportasi, infrastruktur, dan jarak sangat memadai. Juga ketersediaan fasilitas pendukung seperti akomodasi, dan layanan informasi juga mempengaruhi daya tarik.
BCH bukan hanya sarana perkumpulan komunitas kreatif, tetapi BCH bisa menjadi sarana tempat wisata dan bisnis dengan diadakannya berbagai macam acara bisnis oleh para sektor-sektor industri kreatif Bandung. Banyaknya kegiatan seperti exhibition, talk show dan workshop yang diadakan di sana menjadikan BCH ramai dikunjungi oleh warga lokal maupun wisatawan yang kerap mengikuti kegiatan yang diadakan di sana. Bandung Creative Hub juga merupakan Objek dan daya tarik wisata adalah bentukan dan fasilitas yang menarik minat pengunjung untuk datang ke suatu tempat. Oleh karena itu Bandung Creative Hub bisa dijadikan sebagai sarana destinasi kunjungan (pariwisata) karena banyaknya kegiatan yang dilibatkan di tempat tersebut, dengan membuat ide bisnis workshop.
Definisi workshop
Workshop adalah sebuah kegiatan atau acara yang dilakukan, dimana beberapa orangyang memiliki keahlian di bidang tertentu berkumpul untuk membahas masalah tertentu danmengajari para peserta. Workshop dapat juga diartikan sebagai latihan dimana peserta bekerja secara individu maupun secara kelompok untuk menyelesaikan pekerjaan yang berkaitan dengan tugas yang sebenarnya untuk mendapatkan pengalaman. Sehingga, workshop merupakan gabungan antara teori dan praktek. Dalam sebuah workshop, sekelompok orang yang memiliki minat atau perhatian dan keahlian yang sama di bidang tertentu berkumpul, dimana kegiatan mereka akan dibawah arahan beberapa ahli untuk menggali satu atau beberapa aspek khusus suatu pembahasan masalah. Salah satu contoh workshop adalah workshop mengenai penyusunan kurikulum KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia), dimana dalam workshop tersebut dilaksanakan untuk mengenalkan atau menjelaskan perubahan kurikulum di dalam mendesain kurikulum perguruan tinggi. (Arribathi, Saryani, and Haris 2019)
GAGASAN BISNIS
Minat wisatawan terhadap gagasan bisnis workshop di Bandung Creative Hub dapat dianalisis dari beberapa perspektif:
1. Pengalaman Unik, Wisatawan semakin mencari pengalaman yang berbeda dan otentik. Workshop yang menawarkan peluang untuk belajar keterampilan baru, seperti kerajinan tangan, seni lukis, atau memasak masakan lokal, dapat menarik perhatian mereka.
2. Interaksi Sosial, Workshop memungkinkan wisatawan untuk berinteraksi dengan sesama peserta, instruktur, dan komunitas lokal. Hal ini memberikan kesempatan untuk membangun hubungan sosial dan memperluas jaringan, yang sering kali menjadi nilai tambah dalam perjalanan mereka.
3. Edukasi Budaya, Banyak wisatawan tertarik untuk memahami budaya lokal melalui kegiatan praktis. Workshop yang berfokus pada seni, musik, atau tradisi lokal dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang kekayaan budaya Bandung.
4. Partisipasi Aktif, Wisatawan cenderung lebih memilih aktivitas yang melibatkan partisipasi aktif daripada sekadar menjadi penonton. Workshop memberikan kesempatan untuk berkontribusi dan belajar sambil menikmati suasana kreatif.
5. Peningkatan Keterampilan Pribadi, Banyak orang yang mencari kesempatan untuk mengembangkan keterampilan baru, baik untuk tujuan pribadi maupun profesional.Workshop di Bandung Creative Hub dapat menarik wisatawan yang ingin menambah portofolio keterampilan mereka.
6. Paket Wisata Terintegrasi, Menawarkan workshop sebagai bagian dari paket wisata yang lebih luas dapat menarik perhatian wisatawan, terutama jika dikombinasikandengan kunjungan ke tempat-tempat wisata lain di Bandung.
7. Promosi Melalui Media Sosial, Wisatawan yang aktif di media sosial cenderung tertarik pada pengalaman yang dapat dibagikan. Workshop yang menghasilkan produk atau pengalaman menarik dapat menjadi konten yang menarik untuk dibagikan di platform media sosial.
8. Dukungan Terhadap Kreativitas Lokal, Banyak wisatawan ingin mendukung industri kreatif lokal. Dengan berpartisipasi dalam workshop, mereka merasa berkontribusi pada keberlangsungan dan perkembangan ekonomi lokal.
Komentar
Posting Komentar